Content and Navigation
#SaraneCommerce

Cara menghindari ketidakpatuhan saat mengirim ke Uni Eropa

4 menit membaca
Cara menghindari ketidakpatuhan saat mengirim ke Uni Eropa

Menavigasi impor dan ekspor bisnis internasional bisa jadi menantang, dan memahami aturan kepatuhan perdagangan internasional sangat penting untuk keberhasilan bisnis Anda. Jika organisasi Anda terlibat dalam perdagangan internasional – terutama ke Eropa, peraturan pengiriman Uni Eropa (UE) terbaru adalah sesuatu yang harus Anda ketahui. Mulai 1 Maret 2023, UE memperkenalkan kebijakan kepatuhan Bea dan Cukai baru yang berfokus pada langkah-langkah keselamatan dan keamanan sebelum penerimaan dan kedatangan barang. Hal ini didukung oleh sistem informasi kargo canggih yang dikenal sebagai Sistem Kontrol Impor 2 (Import Control System 2, ICS2).

Tentang ICS2

Di bawah peraturan pengiriman UE yang baru, bisnis yang mengimpor atau mengekspor barang harus menyerahkan Entry Summary Declaration (ENS) secara elektronik melalui ICS2. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan, menyederhanakan prosedur, dan meningkatkan pemeriksaan kepatuhan.

Sangat penting untuk memastikan bahwa deklarasi ICS2 diserahkan sebelum barang tiba di negara-negara dalam UE, dan informasi yang diberikan akurat. Kegagalan untuk melakukannya dapat mengakibatkan penundaan, denda, dan berpotensi membuat barang ditolak masuk di pos pemeriksaan Bea dan Cukai.

Cara menghindari ketidakpatuhan

Ketidakpatuhan dapat merugikan bisnis Anda lebih dari yang Anda pikirkan, tetapi Anda dapat mengurangi risiko dengan memperhatikan bidang-bidang berikut:

1. Penilaian barang yang tidak akurat

Penilaian rendah (undervaluation) barang adalah masalah umum yang dihadapi bisnis ketika terlibat dalam perdagangan internasional. Meremehkan nilai barang yang dikirim dapat menyebabkan kurang bayar pajak dan bea masuk, yang dianggap sebagai penghindaran pajak. Hal ini dapat mengakibatkan hukuman berat seperti denda dan penyitaan barang. Selain itu, nilai barang yang dinyatakan secara tidak akurat juga dapat memengaruhi perhitungan bea masuk dan pajak serta dapat mengakibatkan barang ditahan ketika melalui proses clearance Bea dan Cukai.

Untuk menghindari konsekuensi ini, sangat penting bagi bisnis untuk berkolaborasi dengan mitra pengiriman mereka untuk memastikan bahwa nilai barang dinyatakan secara akurat serta semua pajak dan bea masuk yang berlaku atas barang impor dan ekspor dibayar dengan semestinya. Ini membutuhkan pemahaman yang tepat tentang peraturan seputar deklarasi pabean, yang bisa rumit dan membingungkan bagi mereka yang tidak terbiasa dengannya.

2. Pengiriman produk palsu

Produk palsu adalah barang imitasi yang melanggar hak kekayaan intelektual, seperti merek dagang dan hak cipta. Bisnis yang mengimpor atau mengekspor barang palsu tersebut dapat dikenakan denda dan hukuman yang signifikan. Selain itu, barang palsu sering kali diremehkan, yang menyebabkan penghindaran pajak dan hukuman lebih lanjut.

Untuk menghindari risiko ketidakpatuhan seperti ini, bisnis harus waspada dalam mengidentifikasi dan menghindari barang palsu. Ini melibatkan melakukan uji tuntas pada produk yang dikirim, memastikan bahwa semua hak kekayaan intelektual dihormati, dan memverifikasi bahwa barang yang dikirim adalah asli.

3. Deskripsi barang yang salah

Memberikan deskripsi yang salah tentang barang yang dikirim dapat mengakibatkan otoritas Bea dan Cukai menahan pengiriman atau bahkan menolaknya sama sekali. Hal ini dapat menyebabkan penundaan yang signifikan dan biaya tambahan bagi bisnis, serta berdampak pada perhitungan bea masuk dan pajak. Deskripsi barang digunakan untuk menentukan klasifikasi tarif yang sesuai. Hal ini kemudian memungkinkan petugas Bea dan Cukai untuk menghitung besaran bea masuk dan pajak yang perlu dibayarkan. Deskripsi yang tidak akurat dapat menyebabkan klasifikasi tarif yang salah, yang mengakibatkan kelebihan pembayaran atau kurang bayar bea masuk dan pajak.

Untuk menghindari risiko ini, bisnis harus memastikan bahwa Deskripsi Barang (Goods Description, GD) secara akurat menggambarkan barang yang dikirim. Ini melibatkan penyediaan informasi yang akurat dan terperinci tentang jenis barang, jumlah, berat, dan informasi relevan lainnya. Penting untuk menghindari penggunaan deskripsi yang tidak jelas atau umum yang tidak memberikan informasi yang cukup bagi otoritas Bea dan Cukai untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan barang dengan benar.

4. Informasi pengirim dan penerima salah

Memberikan informasi pengirim dan penerima yang tidak akurat dapat menyebabkan masalah ketidakpatuhan dan menyebabkan masalah yang signifikan bagi bisnis. Menggunakan nama palsu atau informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keterlambatan proses clearance Bea dan Cukai, dampak penyaringan pihak yang ditolak, dan penyaringan keamanan impor oleh pihak berwenang. Hal ini dapat mengakibatkan pengiriman tertunda atau bahkan ditolak, menyebabkan biaya tambahan, penundaan, dan potensi kerusakan pada reputasi bisnis.

Untuk menghindari risiko ini, sangat penting untuk memastikan bahwa informasi Pengirim dan Penerima Sejati (True Shipper and Receiver, TSR) diberikan secara akurat. Ini melibatkan penyediaan informasi yang akurat dan terkini tentang pengirim dan penerima, termasuk nama, alamat, dan detail kontak mereka. Penting untuk memastikan bahwa informasi ini diberikan dalam format yang konsisten dan setiap perubahan pada informasi segera diperbarui.

Dokumen yang diperlukan untuk pengiriman ke dan dari UE

Dokumen diperlukan saat mengirim ke luar Indonesia. Beberapa dokumen yang diperlukan untuk ekspor ke Eropa di bawah peraturan pengiriman baru meliputi:

  • Deklarasi Ringkasan Entri (ENS) melalui Sistem Kontrol Impor 2 (ICS2)
  • Faktur komersial (Commercial invoice)
  • Daftar kemasan (Packing list)
  • Bill of lading

Pastikan kepatuhan terhadap DHL Express

Dalam dunia bisnis internasional, kepatuhan adalah raja. Dan dalam hal pengiriman ke UE, kepatuhan tidak hanya penting – tetapi juga sangat penting. Dengan peraturan pengiriman UE terbaru yang baru berlaku, bisnis yang mengimpor atau mengekspor barang harus berpengalaman dalam aturan baru, termasuk penggunaan ICS2.

Tetapi kepatuhan bukan hanya tentang mencentang kotak dan mengisi formulir. Ini tentang memastikan bisnis Anda beroperasi secara etis dan menghindari risiko seperti ketidakpatuhan, denda, dan reputasi yang rusak. Itulah mengapa penting untuk memperhatikan empat area utama yang dapat menyebabkan masalah ketidakpatuhan selama proses clearance Bea dan Cukai: penilaian barang yang tidak akurat, pengiriman produk palsu, deskripsi barang yang salah, dan informasi pengirim dan penerima yang salah.

Penyedia layanan logistik global seperti DHL Express dapat membantu bisnis menavigasi peraturan pengiriman yang kompleks ke dan dari Indonesia, UE, Inggris (UK), dan sekitarnya. Dengan keahlian dan dukungan kami, bisnis dapat menghindari risiko dan memanfaatkan peluang baru untuk pertumbuhan dan kesuksesan.

Kepatuhan bukan hanya kewajiban hukum; Ini adalah cara untuk melindungi reputasi bisnis Anda dan memastikan kesuksesan jangka panjang dalam pengiriman ke luar negeri. Dengan tetap mendapat informasi tentang hukum dan bekerja sama dengan mitra tepercaya, bisnis dapat menavigasi tantangan perdagangan internasional dan berkembang di pasar global. Mulailah dengan membuat akun bisnis bersama kami hari ini.