Content and Navigation
#SaraneCommerce

Panduan pengiriman ke Australia dari Indonesia

4 menit membaca
Panduan pengiriman ke Australia dari Indonesia

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, semakin banyak bisnis yang ingin memperluas jangkauan mereka secara internasional. Salah satu pasar populer bagi eksportir Indonesia di Australia, dengan volume perdagangan mencapai AU$5.720 juta pada tahun 2022, dibuktikan dengan data dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia. 

Namun, ketika mengirimkan dari Indonesia ke Australia, proses clearance Bea dan Cukai merupakan bagian penting dari proses pengiriman. Sebagai pemilik bisnis, penting untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan proses clearance di Australia. Ini termasuk bea masuk, pajak, dan tarif, berbagai kategori barang dikenakan pajak dan tidak dikenakan pajak, kebijakan, peraturan perundang-undangan, serta dokumen yang perlu disiapkan. Dalam posting blog ini, kami akan memandu Anda melalui langkah-langkah penting untuk mengekspor barang ke Australia.

1. Bea masuk, pajak & tarif

Bea masuk, pajak, dan tarif adalah biaya yang harus dibayarkan ke Bea dan Cukai saat mengimpor barang ke Australia. Biaya ini didasarkan pada nilai barang yang diimpor dan kategori spesifik barang. 

Pemerintah Australia menetapkan pajak dan biaya impor ini dan dapat bervariasi tergantung pada negara asal, kategori barang, dan nilai pengiriman. Pajak Barang dan Jasa (Goods and Services Tax, GST) adalah 10% dari nilai impor kena pajak, sebagaimana ditetapkan oleh Pasukan Perbatasan Australia (Australian Border Force). Barang dengan nilai lebih besar dari AU$1.000, serta barang-barang seperti tembakau dan alkohol, dikenakan bea masuk .  

Saat mengirim barang dari Indonesia ke Australia, penting untuk memahami kategori barang mana yang kena pajak dan mana yang tidak. Misalnya, jika Anda pindah ke Australia dan perlu mengirimkan barang-barang pribadi seperti pakaian dan alas kaki, barang-barang ini memiliki pembebasan bea masuk dan tidak dikenakan pajak. 

2. Perjanjian perdagangan bebas

Saat mengirim secara internasional, perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement, FTA) dapat berdampak signifikan pada jumlah total bea masuk yang harus dibayarkan oleh bisnis. Australia memiliki sejumlah FTA dengan negara-negara seperti Indonesia, yang dapat mengurangi atau menghilangkan tarif pada barang-barang tertentu.  Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Australia-Indonesia (IA-CEPA) merupakan FTA yang ditandatangani antara Australia dan Indonesia pada Juli 2020. Ini dirancang untuk mempromosikan integrasi ekonomi dan meningkatkan perdagangan antara kedua negara.

Di bawah IA-CEPA, dan bersamaan dengan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA), tarif atas berbagai barang dan jasa akan dikurangi atau dihilangkan, sehingga memudahkan pebisnis di kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Menurut ASEAN Briefing, IA-CEPA memungkinkan akses pasar yang lebih besar terutama untuk peternakan dan produk pertanian.

3. Kebijakan, undang-undang dan peraturan

Selain itu, ada sejumlah kebijakan, undang-undang, dan peraturan yang berlaku di Australia yang dapat memengaruhi proses clearance Bea dan Cukai. Saat mengimpor barang ke Australia, pastikan Anda mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh Layanan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Australia (Australian Customs and Border Protection Service). Misalnya, barang keramik berlapis kaca, kosmetik yang mengandung bahan beracun, barang berbahaya yang mengandung asbes, dan kartu kredit palsu adalah barang impor yang dilarang. 

Jika Anda berencana untuk mengirimkan makanan, nabati, atau produk hewani ke Australia, penting untuk mematuhi peraturan ketatnya dan memastikan bahwa pengiriman mereka tidak menimbulkan risiko bagi pertanian, hortikultura, atau lingkungan negara tersebut. Departemen Perikanan dan Kehutanan Pemerintah Australia (Australian Government’s Department of Fisheries and Forestry) mengatur masuknya produk ke Australia, yang dirancang untuk mencegah masuknya hama, penyakit, dan organisme berbahaya lainnya ke dalam negeri. Importir dapat memverifikasi apakah produk mereka dapat diimpor dan apakah izin impor atau dokumen pendukung diperlukan pada sistem Biosecurity Import Conditions (BICON).

Dengan memahami perjanjian ini dan memastikan kepatuhan untuk pengiriman Anda telah dilakukan, Anda dapat melindungi bisnis Anda saat berdagang secara internasional. 

4. Dokumen yang harus disiapkan

Saat mengirim barang ke Australia, ada sejumlah dokumen yang perlu disiapkan, antara lain commercial invoice, packing list, dan bill of lading. Dokumen-dokumen ini memberikan informasi penting kepada petugas Bea dan Cukai tentang barang yang diimpor, termasuk nilai, berat, dan kategori barang. 

Bekerja sama dengan penyedia logistik seperti DHL Express dapat membantu memastikan bahwa semua dokumen ini disiapkan dengan benar dan pengiriman Anda melewati proses clearance Bea dan Cukai dengan lancar. Agar berhasil masuk ke pasar Australia, baca panduan transaksi bisnis kami untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang Australia.

Bermitra dengan DHL Express untuk kelancaran proses clearance Bea dan Cukai

DHL Express adalah penyedia logistik terkemuka dengan pengalaman luas dalam pengiriman barang dari Indonesia ke Australia. Kami memiliki pemahaman yang mendalam tentang proses proses clearance Bea dan Cukai di Australia dan dapat membantu Anda menavigasi berbagai persyaratan dan peraturan. Tim ahli untuk kepabeanan kami dapat memberikan panduan tentang berbagai masalah kepabeanan, mulai dari bea masuk dan pajak hingga dokumen yang perlu disiapkan. Kami juga dapat membantu memastikan bahwa kiriman Anda melewati proses clearance Bea dan Cukai dengan lancar dan Anda mematuhi semua persyaratan yang diperlukan.

Buka akun bisnis DHL Express sekarang.