Content and Navigation
#SaraneCommerce

Menyelami kebijakan perdagangan Jepang

5 menit membaca
Menyelami kebijakan perdagangan Jepang

Peringkat sebagai mitra dagang terbesar ketiga Indonesia, Jepang menyumbang senilai JP¥296 miliar dari ekspor negara itu. Dengan ukuran ekonomi yang besar dan potensi pasar Jepang, banyak bisnis Indonesia yang ingin mulai mengekspor produk mereka ke sana. Namun, sebelum terjun ke pasar Jepang, penting bagi bisnis untuk memahami peraturan dan kebijakan perdagangan negara tersebut. Pada artikel ini, kami akan memberikan gambaran umum tentang apa yang perlu diketahui bisnis tentang mengekspor ke Jepang.

Peraturan perdagangan di Jepang

Bisnis yang mengekspor ke Jepang harus menyadari pembatasan impor negara tersebut. Ini adalah langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Jepang untuk melindungi industri dan pasar domestiknya. Dengan demikian, bisnis harus memeriksa apakah produk mereka tunduk pada aturan dan regulasi apa pun sebelum mencoba mengekspornya. Perhatikan bahwa semua barang impor ke Jepang harus dideklarasikan di Bea dan Cukai.

Berikut adalah beberapa hal lain yang perlu diperhatikan:

1. Kenali barang-barang yang dilarang dan dibatasi di Jepang

Cara yang baik untuk mengetahui apakah produk Anda dibatasi adalah dengan menggunakan situs web Bea Cukai Jepang. Di situs, Anda dapat mencari kode HS produk Anda (kode enam digit yang digunakan untuk mengklasifikasikan barang yang diperdagangkan) untuk menentukan statusnya sebagai barang yang dibatasi atau dilarang. Jika produk Anda diklasifikasikan sebagai barang terlarang, Anda harus mendapatkan izin impor, sedangkan untuk barang terlarang, bisnis tidak diizinkan untuk mengimpornya ke negara tersebut. 

Barang-barang tertentu seperti senjata api, bahan peledak, dan pornografi tidak dapat diimpor ke Jepang. Selain itu, barang medis, produk pertanian, dan bahan kimia ditempatkan dalam kategori barang dibatasi. 

Dalam konteks tersebut, ada juga barang yang dianggap memiliki 'dampak negatif' oleh pemerintah Jepang dan dengan demikian, tunduk pada peraturan khusus. Barang-barang ini termasuk gading, produk yang terbuat dari hewan atau tumbuhan yang terancam punah yang terdaftar di CITES, serta obat-obatan yang bertahan selama lebih dari dua bulan. Dengan demikian, bisnis harus mencari persetujuan dan mengajukan izin yang diperlukan sebelum mencoba mengimpor barang tersebut.

Penting juga untuk mengetahui jenis layanan pengiriman yang diperlukan untuk jenis produk yang Anda ekspor. Misalnya, ada persyaratan yang sangat ketat dalam hal pengiriman cairan ke luar negeri. Memastikan bisnis Anda telah memenuhi pedoman ini akan memastikan pengalaman ekspor yang lebih lancar dan mengurangi kemungkinan ekspor Anda tertunda karena masalah peraturan kepabeanan. 

2. Keamanan dan pelabelan produk

Pertimbangan penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah persyaratan keamanan dan pelabelan produk. Misalnya, makanan dan minuman yang diekspor ke Jepang harus mematuhi Undang-Undang Sanitasi Makanan negara tersebut. Undang-undang ini mengharuskan semua produk makanan impor memenuhi standar tertentu dalam hal kebersihan dan pelabelan. Selain itu, semua produk yang diekspor ke Jepang harus menampilkan negara asal, jika tidak, produk akan dianggap tidak sesuai dan tidak akan diizinkan memasuki negara tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi bisnis untuk memastikan bahwa produk mereka diberi label dengan benar sebelum mengekspornya.

3. Periksa tarif dan pajak yang berlaku

Barang impor umumnya dikenakan bea masuk dan tarif tergantung pada negara asalnya. Informasi ini dapat ditemukan di Jadwal Tarif Bea dan Cukai Jepang (Japan’s Customs Tariff Schedule), di mana beberapa tarif pajak tercantum untuk setiap negara atau wilayah asing.

Selain itu, Jepang memiliki Sistem Preferensi Umum (Generalised System of Preferences, GSP) yang mencakup daftar negara dan produk penerima manfaat. Di bawah GSP, penerima manfaat dapat menikmati tarif dan bea masuk preferensial. Tarif pajak preferensial ini biasanya berlaku untuk negara-negara yang berbagi perjanjian perdagangan bebas atau kemitraan ekonomi dengan Jepang.

4. Berikan dokumen yang diperlukan

Sebelum mengekspor ke luar Indonesia, bisnis harus memberikan dokumen yang diperlukan yang membuktikan kelayakan produk untuk ekspor. Ini termasuk commercial invoice, packing list, bill of lading, sertifikat asal (COO), slip pembayaran Bea dan Cukai, serta GSP, sertifikat asal (formulir A). Commercial invoice harus menyertakan deskripsi terperinci tentang produk yang diekspor, sedangkan packing list memberikan informasi tentang bagaimana produk dikemas. Bill of lading adalah dokumen yang menyatakan metode dan ketentuan transportasi, dan terakhir, sertifikat asal digunakan untuk memastikan bahwa produk yang diekspor memang berasal dari Indonesia. Dan, jika Anda membawa barang-barang terlarang, seperti yang disebutkan sebelumnya, dokumen tambahan biasanya diperlukan oleh pihak berwenang di Jepang. Dalam beberapa keadaan, otorisasi atau persetujuan khusus sebelum impor diperlukan oleh Kepabeanan Jepang untuk barang-barang tertentu yang dibatasi. 

5. Mematuhi persyaratan impor / ekspor

Salah satu aspek utama dari kebijakan perdagangan luar negeri Jepang adalah bahwa eksportir bertanggung jawab penuh atas kepatuhan terhadap peraturan kontrol impor Jepang. Tanggung jawab ada pada eksportir untuk memeriksa apakah produk mereka memerlukan lisensi ekspor. Tergantung pada sifat barang, lisensi ekspor mungkin diperlukan dari otoritas terkait di Jepang. Selain mematuhi peraturan kontrol ekspor yang relevan, bisnis juga harus memperhatikan persyaratan lain seperti undang-undang perlindungan lingkungan dan standar keamanan produk. Misalnya, peralatan listrik dan elektronik bekas yang diekspor ke Jepang harus mematuhi arahan Pembatasan Zat Berbahaya (RoHS) negara tersebut. Arahan RoHS mengharuskan semua zat terlarang dibatasi pada tingkat yang ditentukan dalam produk yang diekspor .

Mengekspor ke Jepang dengan DHL Express

Saat Anda mengekspor barang ke Jepang, penting bagi Anda untuk memilih mitra pengiriman yang andal dan berpengalaman untuk memastikan pengalaman pengiriman yang lancar dan mudah. Di DHL Express, kami memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam pengiriman internasional, dan saat ini kami beroperasi di lebih dari 220 negara dan wilayah di seluruh dunia. Solusi pengiriman kami yang sensitif terhadap waktu, seperti pengiriman jarak jauh juga memastikan paket klien kami mencapai depan pintu pelanggan mereka tepat waktu. Jadi, apakah Anda mengekspor barang untuk penggunaan komersial atau pribadi, kami dapat membantu Anda dengan semua kebutuhan pengiriman Anda. Buka akun DHL Express hari ini dan mulailah mengatur pengiriman Anda dari Indonesia ke Jepang.