Ketika dunia menjadi semakin sadar akan dampak perubahan iklim, semakin banyak bisnis mengambil langkah-langkah untuk mengurangi jejak karbon mereka. Hal ini terutama berlaku di Indonesia, di mana pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Tapi itu bukan hanya masalah ramah lingkungan - jejak karbon juga dapat berdampak besar pada laba perusahaan.
Dampak bisnis dari jejak karbon
Salah satu cara utama jejak karbon perusahaan dapat memengaruhi kesuksesan bisnisnya adalah melalui reputasinya. Konsumen menjadi lebih sadar akan dampak lingkungan dari produk yang mereka beli, dan mereka lebih cenderung memilih perusahaan yang mencoba mengurangi emisi karbon mereka. Hal ini terutama berlaku di Indonesia, di mana semakin banyak konsumen mencari produk dan layanan yang ramah lingkungan. Grup data riset online dan teknologi analitik internasional, YouGov, melaporkan bahwa 74% pembeli Indonesia menunjukkan preferensi terhadap merek yang berkelanjutan.
Selain reputasi merek, jejak karbon perusahaan juga dapat memengaruhi labanya melalui peningkatan biaya yang terkait dengan kepatuhan terhadap peraturan. Misalnya, bisnis yang memiliki emisi gas rumah kaca tinggi dapat dikenakan pajak karbon yang signifikan dan hukuman lain yang memengaruhi kinerja keuangan. Selain itu, perusahaan mungkin juga perlu berinvestasi dalam kredit karbon tokenised untuk memenuhi peraturan batas karbon, yang bisa mahal.
Jejak karbon perusahaan juga dapat memengaruhi kemampuannya untuk mengakses pendanaan dari investor atau lembaga keuangan di Indonesia dan sekitarnya. Banyak investor menjadi lebih tertarik untuk berinvestasi dalam bisnis yang berkomitmen untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon mereka. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan jejak karbon tinggi mungkin memiliki waktu yang lebih sulit untuk mendapatkan pendanaan, yang dapat membatasi pertumbuhan dan ekspansi.
Bagaimana bisnis dapat mengurangi jejak karbon mereka saat go green
Ketika konsumerisme hijau di Indonesia meningkat, bisnis ramah lingkungan yang memiliki jejak karbon lebih rendah akan memiliki keuntungan di pasar lokal dan global . Berikut adalah beberapa cara perusahaan di Indonesia dapat mengurangi jejak karbon mereka dalam upaya mereka untuk go green:
1. Kurangi konsumsi energi
Bisnis harus memulai dengan mengurangi tingkat konsumsi energi. Ini dapat dicapai dengan menerapkan praktik hemat energi seperti mematikan lampu dan peralatan saat tidak digunakan, dan meningkatkan ke peralatan dan peralatan hemat energi. Selain itu, bisnis di Indonesia juga dapat berinvestasi dalam sumber energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin untuk lebih mengurangi jejak karbon mereka.
2. Optimalkan transportasi dan logistik
Perusahaan di Indonesia juga harus berupaya mengoptimalkan operasi transportasi dan logistik mereka. Ini dapat mencakup penerapan sistem pengiriman internal yang lebih efisien, atau bekerja dengan layanan kurir internasional seperti DHL Express untuk mencapai pengiriman netral iklim dan pemenuhan pesanan.
3. Melaksanakan program daur ulang dan pengurangan limbah
Cara lain untuk melakukannya adalah dengan menerapkan program daur ulang dan pengurangan limbah. Ini dapat mencakup daur ulang kertas, plastik, dan bahan lainnya, serta mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dengan meminta pelanggan mereka mengembalikannya jika memungkinkan.
4. Berinvestasi dalam bahan, proses, pengemasan, dan layanan yang berkelanjutan
Bisnis juga harus berinvestasi dalam produk, proses, pengemasan, dan layanan yang berkelanjutan. Ini dapat mencakup penggunaan bahan produksi dan pengemasan yang ramah lingkungan, menerapkan proses manufaktur yang berkelanjutan, dan mempromosikan produk dan layanan ramah lingkungan kepada konsumen.
Merek fesyen e-commerce, Shona Joy, misalnya, mengganti serat yang umum digunakan dengan alternatif berkelanjutan, dan melakukan audit lengkap terhadap kemasan produk mereka untuk beralih ke alternatif kompos rumah. Demikian pula, bisnis pertanian di Indonesia, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, telah menerapkan praktik kehutanan berkelanjutan, termasuk penggunaan metode pengolahan yang lebih efisien dan pengembangan sumber energi terbarukan.
5. Mengukur dan memantau jejak karbon
Terakhir, penting bagi bisnis di Indonesia untuk mengukur dan memantau jejak karbon mereka saat go green. Ini dapat membantu perusahaan melacak kemajuan mereka dengan lebih baik dan mengidentifikasi area di mana mereka dapat mengurangi emisi karbon lebih lanjut. Melakukan audit karbon dan menetapkan target pengurangan adalah cara yang bagus untuk membantu memastikan kemajuan tercapai.
Secara keseluruhan, mengurangi jejak karbon adalah proses yang berkelanjutan, dan perusahaan di Indonesia dapat memulai dengan menilai emisi gas rumah kaca saat ini, menetapkan target yang dapat dicapai, dan menerapkan strategi komprehensif untuk mencapai tujuan tersebut dan menjadi bisnis yang lebih ramah lingkungan.